INDOKOM NEWS | Banjir bandang yang melanda Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, sejak Selasa 27 November 2024 telah meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat di tiga kecamatan, Tanjung Morawa, Percut Sei Tuan, dan Patumbak,Deli Serdang, Sumatera Utara.
Harta benda hanyut terbawa arus, rumah-rumah tenggelam dalam genangan, dan perasaan takut bercampur putus asa menyelimuti warga yang terdampak. Di tengah bencana ini, hadir secercah harapan dari Yayasan Masyarakat Pelestari Lingkungan (Mapel) Indonesia yang bergerak cepat memberikan bantuan.
Yayasan Mapel Indonesia, dipimpin oleh Ketua Umum M. Yusuf Hanafi Sinaga, datang dengan hati penuh kepedulian. Mereka membawa ratusan paket sembako, obat-obatan, dan perlengkapan bayi untuk meringankan penderitaan warga yang kehilangan hampir seluruh harta benda. Kehadiran mereka menjadi pelipur lara di tengah cobaan berat yang dihadapi masyarakat.
“Kami hadir untuk sedikit meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak. Semoga bantuan ini dapat membantu memenuhi kebutuhan mereka dalam masa sulit ini,” ujar Yusuf dengan nada penuh empati kepada wartawan. Ucapan itu tidak hanya menjadi kata-kata, tetapi nyata terasa lewat aksi dan kehadiran mereka di lokasi bencana.
Tidak hanya berhenti pada pemberian bantuan, Yayasan Mapel Indonesia menunjukkan kepedulian yang mendalam dengan terlibat langsung dalam pencarian korban yang dilaporkan hanyut di Sungai Belumai. Bersama Basarnas Medan dan Potensi SAR MTA, mereka menggunakan perahu karet untuk menyusuri derasnya arus sungai, menghadapi tantangan demi menyelamatkan nyawa yang mungkin masih ada.
Aksi ini tidak hanya menyelamatkan harapan keluarga korban, tetapi juga menyentuh hati masyarakat luas. Langkah mereka adalah bukti nyata bahwa kemanusiaan masih menjadi landasan utama dalam menghadapi bencana.
Dalam upayanya, Mapel Indonesia bersinergi dengan Gemar Alam Psikologi Universitas Medan Area (Gasi UMA), mahasiswa Psikologi Potensi Utama, serta para dosen yang turut serta mendukung warga. Tidak hanya kebutuhan fisik yang diperhatikan, tetapi juga aspek psikologis warga yang terdampak menjadi fokus penting. Kehadiran mereka membawa senyuman kecil di tengah duka, memberikan rasa bahwa mereka tidak sendiri.
M. Yusuf Hanafi Sinaga juga menyampaikan harapannya kepada pasangan Bobby dan Surya yang baru saja terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara. Ia berharap kepemimpinan baru ini menjadikan pelestarian lingkungan sebagai prioritas utama, agar bencana serupa dapat dicegah di masa mendatang.
“Kami mengusulkan reboisasi besar-besaran, pengelolaan sampah yang efektif, normalisasi sungai, serta pembersihan saluran irigasi. Selain itu, edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan juga harus terus digalakkan,” tegas Yusuf dengan harapan besar.
Juhar Tawariska, Direktur Tanggap Bencana Mapel Indonesia, menambahkan bahwa bencana ini seharusnya menjadi pelajaran penting bagi semua pihak. “Ini adalah pengingat bahwa kita perlu hidup berdampingan dengan alam secara harmonis. Jika tidak, bencana seperti ini akan terus mengintai kehidupan kita,” katanya dengan nada haru.
Di tengah genangan air dan kerugian yang besar, hadirnya bantuan dari Yayasan Mapel Indonesia tidak hanya meringankan beban fisik warga, tetapi juga menyentuh hati mereka. Warga yang sebelumnya putus asa kini mulai bangkit, didukung oleh kehangatan solidaritas yang nyata terasa. Harapan akan masa depan yang lebih baik dan lebih hijau pun kembali hidup di tengah mereka, tutupnya.**
(Red/Vona Tarigan)